Senin, 17 Mei 2010

Jika Arsenal Kalah!

Kekalahan, itulah hasil yang selalu dihindari dari setiap insan manusia yang turut berkompetisi. Tidak terkecuali di dunia sepakbola tentunya. Sejatinya, setiap insan menginginkan timnya meraih hasil maksimal atau terbaik di setiap kejuaraan atau persaingan yang diikutinya, juga, maupun dari setiap pertandingan yang dimainkan. Salah satu insan yang paling membenci kata kalah dalam kamusnya adalah Arsene Wenger. Wajar memang kalau setiap pertandingan ada tim yang menang, dan pastinya ada yang kalah. Wajar juga kalau pihak yang kalah merasa dongkol, namun ada cerita yang layak dikonsumsi jika Wenger mendapati timnya, Arsenal keluar sebagai pecundang. Hal ini diakui Sporting Director Tottenham Hotspur, Damien Comolli yang menyatakan Wenger sama sekali berubah sikap 180 derajat karena tidak bisa mengatasi diri jika tim asuhanya menderita kekalahan. Comolli merupakan �tangan kanan� Wenger ketika menangani AS Monaco di Prancis, Grampus Eight di Jepang dan menjadi scout atau pemandu bakat andalannya untuk Eropa ketika masih di Arsenal, sebelum akhirnya menerima jabatan terakhir di Spurs. Dan, itu semua diakuinya dalam buku biografi Wenger berjudul �Arsene Wenger, The Biography�. Buku itu diterbitkan oleh Aurum dan ditulis oleh Xavier Rivoire. Dalam buku itulah, seperti dilansir Daily Mail, Comolli mengaku kalau Wenger merupakan sosok yang betapa benci dengan kekalahan. �Saya melihat bagaimana sikap Arsene (Wenger) setelah Arsenal mengalami kekalahan. Dia tidak berbicara sama sekali. Dia juga tidak makan,� paparnya. �Wajarnya, dia adalah sosok yang hangat ketika timnya tidak kalah, dengan sikapnya yang berkelas dan mampu mengendalikan keadaan. Tapi, sepertinya orang mungkin tahu kalau ada sisi yang bisa meledak dari dalam dirinya.� Menurut Comolli yang ingin ditarik lagi oleh Wenger selepas David Dein meninggalkan posnya sebagai Vice Chairman Arsenal, The Professor memiliki imej yang jauh seperti yang dibayangkan khalayak ramai. Itu karena Wenger sepertinya memiliki sikap yang obyektif dan dingin, tanpa hasrat atau keinginan. Faktanya, �Dia selalu memberikan 200 persen yang ada dalam dirinya, dan benar sekali, sewaktu-waktu dirinya bisa meledak. Saya tahu karena saya pernah menemaninya di beberapa negara,� paparnya lebih lanjut. Tapi ada yang membuat Comolli kagum dengan mantan atasannya tersebut. �Suatu pagi, luar biasanya setelah kami mengalami kekalahan, walaupun dia sangat kecewa, dia tidak pernah menunjukkan suasana hatinya itu kepada para pemainnya,� imbuh Comolli yang menolak pinangan Wenger untuk posisi yang sama di Arsenal.

0 komentar :

Posting Komentar

Bagi yang mau request software, games, dan lain-lain komen aja disini. . . . :)

Template by:

Free Blog Templates