Sabtu, 23 Oktober 2010

Google Earth Membuktikan Kebenaran Rasullah

Dalam hadith riwayat Attabarani, Rasulullah SAW perintah seorang sahabat supaya membangun sebuah masjid di taman bernama Bathan di daerah San'ayg terletak di negeri Yemen. Baginda mengarahkan supaya qiblat masjid itu menghadap ke puncak gunung Deyn yg terletak sekitar 30km dari San'aa. 14 abad kemudian, Google Earth membuktikan kebenaran Rasulullah SAW. Melalui rakaman satelit, dapat di lihat dengan jelas bagaimana qiblat masjid ini yang di perintahkan oleh Nabi SAW menghadap ke puncak gunung Deynn, apabila di lanjutkan, ia langsung mengarah ke tengah Kaaba di Baitullah Al Haram. Tiada manusia yg dapat mengetahui perkara ini tanpa bantuan alat2 canggih. Benar lah Muhammad SAW. SUBHAANALLAH!

33 pekerja tambang Chile dan Numerologi - Kebetulankah?

Beberapa hari belakangan ini, mungkin kalian pernah menonton atau membaca mengenai proses penyelamatan para pekerja tambang di Chile yang terjebak akibat ledakan yang terjadi pada tanggal 5 Agustus 2010. Keseluruhan proses ini cukup menarik perhatian dunia. Bahkan stasiun-stasiun televisi besar di dunia sesekali menginterupsi acara regulernya untuk menyiarkan proses penyelamatan yang berlangsung selama 69 hari. Nah, angka 33 ternyata memainkan peranan penting dalam keseluruhan peristiwa ini. Cukup menarik untuk disimak.

Pertama, ada 33 pekerja tambang yang terjebak di dalamnya. Lalu, dibutuhkan waktu 33 hari sampai mata bor berhasil mencapai tempat para pekerja tersebut. Pada saat itu, sebuah kamera dimasukkan ke dalam lubang dan untuk pertama kalinya dunia bisa melihat kondisi para pekerja yang terjebak. Beberapa orang percaya kalau angka tersebut hanya sebuah kebetulan. Namun bagi yang lain, semuanya memiliki arti. "Pekerjaan pengeboran itu membutuhkan waktu 33 hari, satu hari untuk satu orang," Kata Mikhail Proestakis, Manajer dari Driller Supply Company, yang berpartisipasi dalam proses penyelamatan itu. Setelah dibor, para pekerja membangun sebuah terowongan yang akan digunakan untuk mengeluarkan para pekerja nantinya. Diameter terowongan itu 66 sentimeter, yaitu sama dengan 33 X 2. "Saya percaya dengan numerologi, pasti semuanya memiliki arti." Kata Mikhail lagi. Pada hari ke-66, terowongan yang dibuat untuk penyelamatan berhasil menembus ruangan tempat para pekerja terjebak. Harapan untuk melihat matahari sudah ada di depan mata. 3 hari kemudian, tepatnya setelah terjebak selama 69 hari, satu persatu pekerja dikeluarkan melalui terowongan itu. Penyelamatan itu dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2010 alias 13/10/10.
13 + 10 + 10 = 33
Fakta mengenai tanggal ini disinggung oleh presiden Chile, Sebastian Pinera. "Angka 33 muncul dalam semua proses ini, semuanya cocok, ini sungguh-sungguh mukjizat," Kata Maria Segovia, adik perempuan dari Dario Segovia, salah seorang pekerja. Tidak hanya itu. Ketika mata bor berhasil mencapai para pekerja setelah hari ke-33, para pekerja mengirimkan sebuah catatan untuk menunjukkan kalau mereka masih hidup. Bunyi catatan tersebut adalah:
"Estamos bien en el refugio los 33" Yang dalam bahasa Inggrisnya adalah: "All 33 of us are in the shelter".
Estamos bien en el refugio los 33 - Jumlah Karakter pada kalimat itu adalah: 33 karakter. Kebetulankah? Bagi para warga Chile, angka 33 menunjukkan mukjizat dari Tuhan. Namun bagi para penganut teori konspirasi, seluruh peristiwa ini hanyalah sebuah orkestrasi dari freemasonry karena angka 33 adalah angka yang biasa digunakan para Mason. Seperti yang kita ketahui, organisasi mason terdiri dari 33 level simbolik.
Lambang Mason level 33 Scottish Rite
Menarik bukan?

7 Keajaiban Dunia yang Terletak di Bawah Laut

Jika Anda menyukai sejarah, dapat mengikuti berita arkeologi, peradaban tua yang mengagumi dan pada saat yang sama Anda senang dan mempunyai keinginan besar dalam ahli scuba diving, maka di sini kami akan bercerita tentang 7 keajaiban dunia bawah laut, Anda akan senang mungunjunginya. Sejarah kemanusiaan kehilangan banyak dalam proses pembangunan. Banyak kota dan objek lain peradaban yang hilang di kedalaman danau, laut dan samudra di seluruh dunia. Beberapa dari mereka ditengelamkan ke dalam laut, seperti dalam dongeng, oleh gempa bumi, tsunami atau bencana alam lainnya berabad-abad yang lalu. Beberapa dari mereka telah telah dibuka dan di teliti, beberapa bahkan yang diangkat ke permukaan berkat untuk memunculkan tehnologi. Namun, yang lain masih menyimpan banyak rahasia dari peradaban kuno, yang sarjana dan penyelam penasaran turun ke bawah, dalam air hijau. Alexandria, Mesir Alexandria, kota dari Alexander Agung (Macedonia) - sisa kerajaan Cleopatra. Hal ini diantisipasi bahwa kota itu sekitar satu dan seribu setengah tahun yang lalu, dipengaruhi oleh gempa, dan Alexandria hampir sepenuhnya hilang di bawah air, bersama dengan semua artefak, patung, kolom dan keindahan lain dari istana Cleopatra. Proyek untuk menaikkan dari air mencalonkan pakar terus-menerus, tapi sementara kasus ini bergerak perlahan. Namun, Anda dapat melanjutkan untuk menyelam ke reruntuhan dari Alexandria bawah air. Teluk Cambay, India Beberapa tahun yang lalu di India, dibuka sebuah kota tahun 9500. Reruntuhan ini di bawah air di pantai selatan India menunjukkan tingkat peradaban tertinggi pada saat itu. Perlu dicatat bahwa sampai saat ini kota yang sangat tua, yang dikenal di India, hanya ada 5 ribu tahun. Discovery bernama Golden City, sebagai kota legendaris tempat tinggal Krishna Kwan Phayao, Thailand 500 tahun Candi Thai tua terletak di dasar danau Phayao. Danau yang baru - itu diciptakan hampir 70 tahun yang lalu, tapi sekarang drain adalah tidak mungkin - itu memerlukan biaya yang besar sehingga lebih mudah untuk meninggalkan segala sesuatu sebagaimana adanya. Dan beberapa penggemar reruntuhan air berpendapat bahwa candi tersebut telah menjadi bagian dari ekologi danau dan segala sesuatu harus tetap utuh. Yonaguni-Jima, Jepang Dekat pantai Jepang, sekitar dua puluh tahun yang lalu, didirikan piramida bawah laut misterius segera muncul perselisihan. Para ilmuwan menyarankan bahwa «bangunan» terdeteksi ukiran dari batu. Tapi ini dilakukan oleh orang-orang menggunakan alat, dan sangat tinggi dikembangkan teknologi untuk sementara waktu. Havana, Kuba Kelompok ilmuwan terus mengeksplorasi reruntuhan megalitikum dalam saluran Yucatan disebut dekat Kuba. Mereka telah ditemukan mil di sepanjang pantai. arkeolog Amerika, yang menemukan tempat ini, segera menyatakan bahwa mereka menemukan Atlantis (bukan yang pertama kalinya dalam sejarah, arkeologi bawah air). Sekarang kadang-kadang dikunjungi oleh penyelam scuba, dan semua lain yang berminat dapat menikmati hanya dalam survei dan rekonstruksi komputer kota air terkubur dari usia milenium Laut Utara, Eropa Sepotong pemandangan alam yang ditemukan beberapa waktu lalu di Laut Utara. Bagian dari negeri itu di bawah air sehingga tiba-tiba yang diawetkan adalah sungai, danau dataran banjir dan batas tepi pantai. Menurut peneliti, penemuan unik ini telah banyak yang bisa diceritakan tentang apa yang tanah ribuan tahun yang lalu. Atlantis, Antartika Seratus tahun yang lalu, kurator museum di Istanbul membuat penemuan mengejutkan. Dengan mempelajari peta dunia kuno, ia menemukan itu ditandai dengan pegunungan, konsisten dengan topografi diketahui Antartika. Atlantologi sekarang menggunakan kartu ini, membuktikan bahwa Atlantis benua legendaris - apa yang sekarang disebut Antartika. Terutama didorong oleh bukti mereka bahwa ketebalan es di Kutub Selatan adalah tanah perusahaan, bukan di bawah laut, dan pada saat icing di atasnya untuk tumbuh hutan tropis.

8 Hewan Pra Sejarah Yang Paling Terkenal

1. Triceratops

Nama : Triceratops Panjang : 9 m, tinggi 3 m Massa : 12 ton Zaman : Akhir Cretaeceous (68 juta tahun yang lalu) Makan : Tumbuh-tumbuhan 2. Mammoth Nama: Mammoth (Mammuthus primigenius) Panjang: 5 meter (hingga bahu) Massa: 12 ton Zaman: Pliosen (4,8 jt tahun yg lalu) Makan: Tumbuhan (biasanya yang berupa pohon) 3. Velociraptor Nama: Velociraptor Panjang: 2 m, (tinggi tubuh saat berdiri 1 m) Massa: 50 kg Zaman: Akhir Cretaeceous Makan: Hewan-hewan yang berukuran lebih kecil dari ukuran tubuhnya 4. Pterodactyl Nama: Pterodactyl (Pterosaurus) Panjang: tubuh saat berdiri 3m, bentangan sayap mencapai 10m Massa: - Zaman: Trias (65,5 juta tahun yg lalu) Makan: Tumbuhan dan hewan-hewan kecil seperti ular dan ikan 5. Smilodon Nama: Smilodon (Long-teeth cats) Panjang: - Massa: 55-300 kg Zaman: Megantereon (2,5 juta-500.000 tahun yang lalu) Makan: hewan pemakan tumbuhan (bison, rusa,dll.) 6. Temnodontosaurus Nama: Temnodontosaurus Panjang: 9 m Massa: 15 ton Zaman: Awal Jura (196 juta tahun yg lalu) Makan: Cumi-cumi dan ikan-ikan kecil

Piramida-Piramida Dunia

Sob, piramida tidak hanya ada di Mesir saja. Ia juga berada di tempat lain. Mari kita tengok piramida apa saja itu dan dimana mereka berada:

Piramida di Chichen Itza (Mexico)

Pyramid of Kukulkan di Chichen Itza. dibangun oleh Peradaban Maya

The Jaguar Throne di Piramida Kukulkan

Temple of Warriors dan Temple of Jaguar

di depan bangunan ini diadakan ritual sepakbola ala Maya. Yang kalah dijadikan persembahan untuk Dewa :D

Piramida di Teotihuacan

Teotihuacan was the largest-known pre-Columbian city in the Americas, and the name is also used to refer to the civilization this city dominated, which at its greatest extent included much of Mesoamerica.

Komplek Teotihuacan. Jalan ini disebut Avenue of The Dead. Yang dikejauhan itu adalah Piramida Matahari

Pyramid of The Sun

Pyramid of The Moon

Peta komplek Teotihuacan

Piramida Coba Coba Pyramid

Coba adalah kota Maya kuno yang dihuni 50.000 orang. Konon piramida ini adalah yang tertinggi dari seluruh piramida lainnya di jazirah Yucatan.

Piramida El Tajin El Tajin Pyramid

El Tajín adalah Pre-Columbian archaeological site dekat kota Papantla, Mexico.

Piramida Tula Tula Pyramid (Mexico)

The Nubian Pyramids (Sudan) Sudan adalah salah satu peradaban kuno di dunia sob. Disini juga terdapat piramida yang rata-rata terletak di gurun pasir, tidak seperti sejawatnya di Yucatan yang terletak di tengah hutan belantara. Ada beberapa piramida terkenal disana. Cekidot!

Meroe Pyramid

Peta Meroe

El Kuru Pyramid

Nuri Pyramid

Piramida-Piramida Modern

Ini adalah piramid kecil di depan Museum Louvre – Paris.

Museum Louvre dan Pyramidnya

The Walter Pyramid

The Pyramid Arena

The Luxor Hotel

The Summum Pyramid

Mysterious Underwater Pyramid Structure in Japan

Kalau yang ini masih misteri sob. Situs ini t erletak di dekat Pulau Yonaguni, Jepang. Apakah dia adalah sisa-sisa dari peradaban masa lalu yang tenggelam? Atlantis ? Lemuria ?

Peta

sumber: webgaul.net, trekearth.com, flickr.com, photobucket.com, wikipedia

BUNGGU: SUKU TERASING DI MAMUJU

SUKU Bunggu adalah nama yang diberikan kepada komunitas suku yang mendiami daerah pegunungan di Mamuju Utara dengan pola hidup nomaden. Beberapa di antara mereka telah berinteraksi dengan suku lain. Namun, tidak sedikit pula yang masih bertahan hidup di pedalaman dan menjadi komunitas suku terasing.
SETELAH hampir selama satu jam melalui jalan milik perkebunan kelapa sawit, akhirnya tiba juga di sebuah jembatan kayu. Di seberang jembatan berdiri kokoh pintu gerbang berwarna putih bertuliskan selamat datang di Desa Pakava. Desa ini merupakan salah satu perkampungan suku Bunggu yang ada di Mamuju Utara.
Beberapa orang di antara Suku Bunggu yang umumnya masih dikenal sebagai salah satu komunitas suku terasing mulai mengenal interaksi dengan suku lain dan membentuk perkampungan. Secara umum, perkampungan Suku Bunggu yang ada di Mamuju Utara, yakni di Desa Bambaira, Desa Pakava, Desa Sarjo, Desa Polewali, dan ada yang berbaur di pemukiman transmigrasi di Desa Martasari.
Kehidupan sehari-hari mereka lebih banyak digantungkan pada alam. Selama berpuluh tahun mereka dikenal sebagai masyarakat yang memanfaatkankan hasil alam di sekitarnya. Desa Pakava akan dijadikan enklave perkampungan adat Suku Bunggu. Kunjungan Fajar ke komunitas Suku Bunggu yang ada di Desa Pakava beruntung dapat menemui Yadi, raja komunitas Bunggu yang ada di Mamuju Utara.
Orangnya sangat bersahaja, tinggi besar, berkulit legam, tetapi jauh dari kesan angker. Umurnya 48 tahun. Yadi yang ditemui siang itu sedang mengunyah sirih, rupanya masih terkendala dengan Bahasa Indonesia yang belum fasih. Kendala penguasaan bahasa, baik Bahasa Indonesia maupun bahasa suku lain, membuatnya kadang masih tertutup dan malu dengan orang lain.
Beruntunglah, Yadi dengan senang hati bersedia mengantar Fajar menemui Naja, salah seorang tokoh masyarakat Suku Bunggu yang ada di Desa Pakava. Bahasa Indonesianya cukup fasih karena telah terbiasa berinteraksi dengan orang luar, sehingga lebih mudah mengorek informasi tentang Suku Bunggu. Dari perbincangan Fajar dengan Naja, diketahui asal-usul suku ini berasal dari Gunung Pinambani, Sulawesi Tengah.
“Suku Bunggu aslinya adalah Suku Kaili dari Sulawesi Tengah. Orang tua kami kemudian menyebar ke wilayah lain misalnya, Mamuju Utara karena hutan masih sangat lebat untuk dibuka menjadi perkampungan dan kebun seadanya. Suku inilah yang kemudian menjadi Suku Da’a, Suku Bunggu, dan suku-suku lainnya,” ungkapnya.
Penyebaran mereka hingga ke Mamuju Utara dan beberapa daerah lainnya lebih banyak dipengaruhi pola hidup nomaden atau hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Rumah yang digunakan untuk berlindung dari terpaan sinar matahari, hujan dan serangan binatang buas, selalu dalam bentuk darurat atau tidak permanen.
Namun sekarang, beberapa suku Bunggu mulai menemukan titik balik dari kehidupan berkelana mereka menjadi hidup menetap dan membentuk sebuah perkampungan. Mereka mulai mengenal rumah berdinding dan berlantai papan. Atap memang masih tetap menggunakan daun rotan atau daun nira.
Rumah yang mereka bangun tetap dalam ukuran yang kecil sekira 4×6 meter. Bagian rumah tersekat menjadi dua, yakni ruang tempat menerima tamu dan bagian rumah yang lainnya, digunakan sebagai tempat beristirahat sekaligus langsung terhubung dengan tempat memasak. Tinggi rumah mereka rata-rata masih setinggi 2-3 meter dengan tangga tunggal yang terbuat dari batang kayu bulat yang dibuat coakan sebagai tempat pijakan kaki.
Suku Bunggu yang ada di Desa Pakava mulai tinggal dan menetap pada satu perkampungan sejak tahun 1991 lalu. Sebelumnya, mereka hidup berladang dan berpindah-pindah dengan membuka hutan dan membentuk sebuah komunitas atau perkampungan yang terdiri dari lima kepala keluarga (KK) atau maksimal 30 KK. Rumah mereka dibangun di atas pohon yang tingginya dapat mencapai 20 meter. Bentuknya sangat sederhana, sehingga sering disebut sebagai rumah pohon.
Selain rumah pohon, mereka juga kadang membangun rumah sederhana model panggung setinggi 2-3 meter. Lantainya terbuat dari bilah bambu atau kulit kayu yang dikelupas serta beralaskan tikar daun nipah atau daun pohon sagu yang dianyam seadanya. Karena keterbatasan alat, kedua jenis rumah ini hanya berdinding daun rotan, atau bahkan lebih banyak yang tidak berdinding.
Tiang-tiang rumah mereka adalah batangan kayu bulat utuh yang berukuran tidak terlalu besar. Untuk menyambungkan bagian satu dengan yang lainnya, tidak menggunakan paku, melainkan cukup hanya diikat rotan. “Kayu yang kami gunakan untuk membangun rumah bukan jenis kayu yang kuat. Alat-alat yang kami miliki hanya parang dan kampak,” kata Naja.
Naja mengungkapkan, rumah yang dibangun seadanya itu digunakan paling lama enam bulan karena beberapa bagian rumah sudah dimakan rayap. Setelah itu, mereka berpindah tempat lagi dan membabat hutan untuk membuka lahan perkebunan serta membangun rumah pohon atau rumah panggung seadanya.
Lahan yang pernah ditinggalkan akan didatangi kembali, jika mereka mempertimbangkan bahwa tanah tersebut telah subur kembali atau pohon yang telah tumbuh telah dapat ditumbangkan dengan bantuan kapak. Jika masih berupa alang-alang, mereka tidak akan kembali dan mencari lokasi yang jauhnya sekira 5-7 kolometer dari lokasi yang ditinggalkan.
Ada beberapa alasan mengapa mereka memilih hidup berpindah-pindah tempat. Mereka meninggalkan tanah yang telah digarap jika salah seorang anggota komunitas mereka ada yang sakit atau meninggal dunia. Tanah atau kawasan tersebut dianggap sudah tidak bersahabat lagi. Mereka harus berpindah jauh dari jasad yang disemayamkan, agar tidak terganggu dari arwah yang meninggal.
Alasan lain meninggalkan lahan yang telah dibuka untuk perkampungan dan digunakan sebagai kebun selama sekira enam bulan adalah masa panen telah habis. Ladang tempat menanam ubi atau jagung juga telah ditumbuhi rumput atau alang-alang yang tinggi. Suku Bunggu tidak terbiasa membersihkan ladang yang ditumbuhi rumput.
Pada umumnya, mereka mengkonsumsi ubi dan jagung sebagai makanan pokok. Selain mudah ditanam, tanaman ini juga lebih cepat dipanen. Pohon sagu dijadikan sebagai lumbung pangan, laiknya gudang beras bagi kebanyakan orang yang menjadikan beras sebagai makanan pokok. Sagu menjadi salah satu bahan makanan pokok sambil menunggu berbuahnya tanaman ubi rambat dan jagung yang mereka tanam.
Saat ini, Yadi, Naja dan sekira 30 KK Suku Bunggu yang ada di Desa Pakava mulai mengenal kehidupan yang lebih baik dibanding saat mereka menetap di hutan. Mereka mulai mengenal teknologi seperti televisi, radio, ataupun sepeda motor. Kendati masih menumpang nonton di televisi tetangga dari etnis lain, informasi dari luar mulai terserap. Perempuan Suku Bunggu di Desa Pakava juga mulai mengenal susu instan untuk bayi mereka.
“Kehidupan kami sekarang boleh dikata jauh berbeda dengan saudara-saudara kami yang masih ada di gunung. Sekarang kami telah mengenal uang, pakaian dan kadang-kadang makan nasi. Dulu, pakaian kami terbuat dari kulit kayu yang dipukul-pukul sampai tipis. Kalau selalu hidup pindah-pindah, susah. Sekarang sudah ada teman dari suku lain. Tetapi adat tetap dipertahankan supaya tidak kena bencana,” beber Naja. POLA hidup sebagian masyarakat Suku Bunggu yang mulai berinteraksi dengan etnis lain memang sedikit berubah. Namun, ada satu yang tak pernah lekang tergerus arus perkembangan teknologi dan zaman, yakni Hukum Adat. Desa Pakava yang menjadi perkampungan Suku Bunggu yang terbuka, justru menjadi pusat pesta adat yang menjadi ritual tahunan.
PENATAAN perkampungan Suku Bunggu di Desa Pakava, Kecamatan Pasangkayu, Mamuju Utara, terbilang cukup apik. Bangunan dan model rumah memang sangat sederhana dan masih mendekati bentuk asli ketika masih hidup di daerah pegunungan dengan pola nomaden. Sisi kiri, kanan, dan belakang rumah telah dimanfaatkan sebagai perkebunan tanaman produktif, misalnya kakao dan jeruk.
Di depan rumah Yadi, salah seorang tokoh adat yang merupakan raja Suku Bunggu yang ada di Mamuju Utara, berdiri sebuah bangunan tak berdinding yang cukup luas. Bangunan model panggung dan sangat sederhana dengan tiang penyangga yang cukup banyak ini dinamakan Bantaya. Di Bantaya inilah pertemuan maupun pesta adat Suku Bunggu dipusatkan.
Sejak masih hidup berpindah-pindah di hutan, Suku Bunggu telah mengenal permusyawaratan adat. Selain menaati hukum pemerintah, mereka juga sangat taat terhadap hukum adat. Salah seorang tokoh masyarakat Suku Bunggu di Desa Pakava, Naja, menuturkan, hukum adat ini lahir dari sesama Suku Kaili yang merupakan induk suku mereka.
Hukum adat ini dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak memihak kepada siapapun. Hukum tak tertulis ini mengatur sendi-sendi kehidupan sejak lahir sampai kembali ke sang pencipta dan diaplikasikan mulai dari bangun tidur sampai kembali ke pembaringan. Hukum ini menjadi norma yang diturunkan ke anak cucu mereka sebagai pedoman hidup agar tidak salah melangkah.
Sebagai pengatur regulasi, mereka menunjuk orang yang dituakan. Setiap pelanggaran terhadap hukum adat dikenakan denda bagi pelakunya. Pemberian hukuman bagi pelanggar hukum adat dibicarakan melalui musyawarah adat di Bantaya. Hukuman yang telah disepakati oleh semua warga yang hadir dalam musyawarah itulah yang harus dijalani oleh pelanggar hukum adat, jika telah ikhlas menjalaninya dan harus membayar dalam bentuk denda.
Menurut Naja, hukuman terberat dalam hukum adat diberikan kepada warga dalam komunitas itu yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan. “Jangan memang membunuh teman atau siapapun. Jika ada yang membunuh, maka akan diikat dan dikubur bersama-sama dengan orang yang dibunuh. Semua warga kampung harus menyaksikan. Ini untuk menghindari dendam karena sudah dikubur sama-sama,” ungkapnya.
Hukum lain yang juga masih diterapkan adalah pemberian hukuman atau denda kepada warga yang diketahui memerkosa atau memegang perempuan. Warga yang diketahui memerkosa harus dinikahkan ditambah membayar denda 4-8 ekor babi. Prosesi pernikahannya juga melalui prosesi adat. Diakuinya, nikah adat memerlukan biaya yang cukup besar. Hukum adat yang tidak dilaksanakan, diyakini akan membuat anak cucu “salah jalan” dalam kehidupannya.
Besar denda yang diberikan kepada pelanggar hukum adat disesuaikan kesalahan dan hasil keputusan musyawarah warga. Untuk pelanggaran yang tergolong ringan, denda dapat dibayar jika penerima denda telah ikhlas menerima denda dan mengakui kesalahannya. “Kalau belum ikhlas, jangan dulu diberi dendanya. Tapi denda itu akan menjadi utang dan diangga berdosa jika belum dibayar,” terang Naja.
Suku Bunggu juga mengenal pesta adat yang digelar setahun sekali antara Mei-Juni dan dilaksanakan selama tiga hari. Pesta adat ini menjadi ajang pertemuan seluruh Suku Bunggu baik yang telah hidup berbaur, maupun yang masih hidup di pegunungan. Pesta adat ini merupakan ritual memperingati kelahiran anak dan dilaksanakan secara bersamaan di Bantaya.
Beberapa ritual unik dilakukan dalam pesta adat ini. Untuk memanggil semua komunitas Suku Bunggu yang tersebar di pedalaman, mereka tidak dipanggil satu persatu. “Kami kirimkan tanda melalui angin panggil mereka dengan proses adat. Memang hanya orang tertentu saja yang tahu panggilan itu dan inilah yang disebarkan ke satu kampung (dalam satu komunitas),” ungkap Yadi.
Aco, salah seorang warga Pasangkayu yang beberapa kali mengikuti pesta adat Suku Bunggu mengungkapkan, meskipun tamu yang akan datang masih jauh, mereka sudah dapat merasakan kehadirannya. “Pernah kami bingung dengan suara gendang yang terus ditabuh. Kata mereka ada tamu yang datang. Setelah menunggu sekira setengah jam, tamunya baru muncul,” bebernya.
Suku Bunggu yang hidup di pedalaman merasa lebih senang mengasingkan diri dan tidak terbiasa melihat orang banyak. Umumnya mereka hidup berkelompok dalam jumlah kecil. Untuk menemukan komunitas Suku Bunggu yang tinggal di hutan, cukup sulit. Mereka menetap jauh di pedalaman di tengah hutan yang masih lebat serta medan yang harus ditempuh sangat berat.
Suku Bunggu yang hidup di pedalaman tidak terbiasa bertemu orang lain di luar komunitasnya. Jika mengetahui kehadiran orang lain, mereka menghilang dan lari ke hutan. Bagi warga yang tinggal di sekitar Pasangkayu, Suku Bunggu dikenal memiliki kelebihan menyelinap dan menghilang di balik pohon dengan cepat. Beberapa warga menyebutnya dengan nama To Pambuni.
Suku Bunggu juga memiliki senjata rahasia yang mematikan. Orang-orang menyebut senjata ini dengan nama sumpit. Meskipun berada dalam radius puluhan meter, senjata ini langsung dapat mengenai lawannya. Sumpit ini terbuat dari buluh yang bulat dan bagian tengahnya berlubang.
Penggunaan senjata beracun yang mematikan ini dengan cara ditiup. Senjata sumpit ini merupakan senjata kebanggan Suku Bunggu dan menjadi senjata utamanya. Namun, mereka memiliki kekhasan tidak akan pernah mengganggu orang lain jika tidak diganggu.
Untuk pendekatan Suku Bunggu yang masih hidup di pedalaman dibutuhkan metode pendekatan baru agar mereka juga dapat menikmati hidup yang lebih baik. Tetapi, keberadaan mereka tetap harus terjaga. Naja mengaku telah sering memanggil saudara-saudaranya yang masih tinggal di pedalaman dan hidup berinteraksi dengan orang lain. “Tetapi kalau diajak satu atau dua tahun tinggal bersama, mereka lari lagi ke hutan dan membuka kebun di sana. Mungkin karena kesenangannya hidup terasing,” tandasnya

Penampakan Tuhan Terekam Google Street

Penampakan Tuhan yang terekam Google Street

BERN - Fenomena aneh dan langka berhasil direkam oleh Google Street View. Layanan pencitraan digital tersebut menangkap gambar yang diklaim sebagai penampakan Tuhan. Gambar yang berbentuk bayang-bayang tersebut nampak menggantung di udara, tepat di sebuah danau di Quarten, Swiss. Pertama kali gambar 'Tuhan' ini dipublikasikan oleh blog bertajuk Gawker. Demikian yang dilansir Sydney Morning Herald, Kamis (21/10/2010). Meskipun gambar yang ditemukan oleh blog Gawker diklaim sebagai Tuhan, namun banyak juga yang meyakini kalau gambar tersebut adalah hasil dari beberapa jenis distorsi cahaya atau flare lensa. "Apakah bayangan itu seperti sesuatu pada lensa kamera atau memang ada penampakan Tuhan? Bisa jadi Tuhan itu merupakan sejenis kosmik metafisik," tulis sang empunya blog. Tidak hanya sekali ini saja, Google Street View sempat menangkap banyak gambar aneh selama beberapa tahun terakhir. Sebagian besar telah melibatkan orang-orang yang nyata melakukan sesuatu yang tidak biasa, seperti tidur di selokan, penampakan Yesus, UFO berbentuk tang besar. Yang paling mengejutkan ini adalah penemuan terbaru dari mayat yang ditangkap oleh kamera Street View di Brasil. Pada tahun 2006 spotters Google Earth melaporkan adanya penemuan mobil terbang di Perth dan tidak lama setelah itu, sebuah lanskap buatan manusia yang tidak biasa di daerah terpencil China ditemukan. Google sendiri menolak mengomentari penampakan Tuhan di danau Swiss itu.

10 Kerajaan Terbesar Dalam Sejarah Manusia

Suatu kerajaan memperbesar pengaruhnya dengan memperluas wilayahnya. Keadidayaan suatu kerajaan dilihat dari luas wilayah, banyaknya penduduk, ekonomi, berapa lama suatu kerajaan itu berdiri dan juga banyak faktor lain yang mempengaruhi seperti pemerintahannya dan undang-undangya, ataupun juga kebahagiaan penduduknya. Berikut adalah 10 kerajaan terbesar yang pernah ada dalam sejarah: 10. Kerajaan Akkadia (2300 SM–2200 SM) Kerajaan Akkadia berpusat di kota Akkad (Irak Kuno). Bangsa Akkadia nenek moyang bangsa-bangsa Babilonia dan Assyria. Kerajaan ini berada pada puncak kejayaannya pada abad ke 24 dan 22 sebelum Masehi. Ini dianggap sebagai kerajaan pertama yang ada di bumi. Luas wilayahnya mencapai 0. 8 juta Km persegi. 9. Kerajaan Persia (550 SM–330 SM) Kerajaan Persia, Iran Kuno, adalah perkembangan dari kerajaan Median, mengatur sebagian besar wilayah arab dan sekitarnya. Median dan Persia juga dikenal sebagai kerajaan Medo-Persia adalah gabungan dari kerajaan-kerajaan sebelum masanya. Dibangun oleh Sirus Yang Agung dan menguasai beberapa benua yaitu Asia, Eropa dan Afrika. Pada masa puncaknya, kerajaan ini meliputi wilayah Iran, Afganistan, Pakistan, beberapa bagian Asia tengah, Asia Kecil, Thrace (Eropa Tenggara-Balkan), dan Makedonia, sebagian besar wilayah sekitar Laut Hitam, Irak, Arab Utara, Yordania, Palestina, Israel, Lebanon, Syria, Mesir Kuno sampai ke Libya. Dalam sejarah bangsa Barat, kerajaan ini tercatat sebagai musuh dari kerajaan Yunani dalam Perang Greco-Persia, sebagai antisipasi dari budak termasuk di antaranya bangsa yahudi sebagai tahanan bangsa Babilonia dan kemauan untuk penggunaan bahasa yang sama dalam wilayah ini. Kerajaan Persia ini kemudian diserang oleh Aleksander III dari Makedonia dan sesudah itu kerajaan inipun(Makedonia) runtuh dan tercerai-berai pada 330 SM menjadi Kerajaan Ptolemaic (Mesir) and Kerajaan Seleucid. Kerajaan ini adalah kerajaan terbesr dalam sejarah. Pada masa puncak kejayaannya, wilayahnya melampaui 8. 000. 000 km persegi. 8. Kekaisaran Romawi (27 SM– 476/1453 M) Tipe pemerintahan kerajaan ini adalah aristokastik dan wilayahnya meliputi Eropa dan Sekitar Mediterania. Kerajaan ini lemah setelah diterpa perang sipil. Beberapa peristiwa perubahan sistem pemerintahan dari Republik ke Kerajaan ditandai dari terpilihnya Julius caesar sebagai diktator yang berkuasa pada 44 SM, dan Perang Actium (2 September 31 SM). Perluasan wilayah Romawi bermula ketika sistem pemerintahanya berbentuk republik, dan mencapai puncak kejayaannya sewaktu berbentuk kekaisaran, tepatnya Kaisar Trajan. Luas wilayahnya pada waktu itu adalah 6. 500. 000 km persegi. Karena kerajaan ini berlangsung sangat lama, pengaruhnya dalam bahasa, agama, arsitektur, filosofi, hukum dan sistem pemerintahanya tetap ada sampai sekarang. 7. Kekalifahan Ummayah (661 M – 750 M) Sistem Kekalifahan adalah suatu bentuk pemerintahan Islam sebagai bentuk kesatuan politik dan kepemimpinan Muslim di seluruh dunia. Kalifah adalah pemimpin muslim setelah Nabi Muhammad. Kekalifahan Ummayah adalah kalifah kedua dari 4 kalifah dan diatur oleh dinasti Ummayah. Nama ini diambil dari Umayya ibn Abd Shams, moyang dari Kalifah Ummayah yang pertama. Meskipun keluarga Ummayah berasal dari Mekah, mereka memilih Damaskus sebagai ibukotanya. Kekalifahan Ummayah ini adalah bangsa Arab-Islam terbesar dalam sejarah. Luas wilayahnya mencapai 5. 000. 000 km2. 6. Dinasti Qing (1890–1912) Dinasti Qing adalah dinasti terakhir di China. Bermula dari Dinasti Ming dan berlanjut dalam bentuk Republik Rakyat China. Dinasti ini dibentuk oleh klan Manchuria Aisin Gioro (sekarang timur laut china). Berawal dari tahun 1644 dan memperluas wilayahnya di sekitar china membentuk Kekaisaran Qing yang Agung. Dinasti ini menyatukan china pada 1683. Dinasti Qing kemudian jatuh setelah Revolusi Xinhai, ketika Empress Dowager Longyu melepaskan tahtanya sebagai kaisar, Puyi pada 12 februari 1912. Wilayahnya mencapai 14. 700. 000 km2. 5. Kekaisaran Rusia (1721–1917) Kekaisaran ini berawal dari 1721 dan berakhir pada Revolusi Rusia 1917. Kekaisaran ini adalah kelanjutan dari Tsar Rusia dan menjadi Uni Soviet. Pada 1866, kekaisaran ini memperluas wilayahnya dari Eropa timur ke Asia dan Afrika Utara. Pada awal abad 19, Rusia adalah negara terbesar di dunia. Wilayahnya mencakup Benua Artika di utara sampai Laut Hitam di selatan, Laut Baltik di barat sampai ke Samudra Pasifik di sebelah timur. 4. Kekaisaran Mongolia (1206–1368) Kekaisaran Mongolia berawal dari abad 13 sampai abad 14. Wilayahnya membentang dari Eropa timur ke Asia. Kekaisaran ini adalah gabungan dari bangsa Mongol dan Turki setelah Genghis Khan diproklamirkan sebagai pemimpinnya pada 1206. Pada masa puncak kejayaanya, wilayahnya membentang dari Sungai Danube di Eropa sampai ke laut jepang. dan dari Benua Artika sampai ke Kamboja. Luas wilayahnya mencapai 24. 000. 000 km2. Pada 1294, kekaisaran mongol pecah menjadi 4 bagian. 3. Kerajaan Mogul (1526–1858) Kerajaan Mogul adalah kerajaan Islam yang mengatur sebagian besar wilayah India dan berawal pada 1526. Kerajaan ini mengatur sebagian besar Asia Selatan pada akhir abad 17 dan awal abad 18 dan berakhir pada pertengahan abad 19. Kerajaan Mogul adalah keturunan dari Timurid dari Turkistan pada tahun 1700 an, kerajaan ini mencakup seluruh daratan India. Wilayahnya pada waktu itu 4. 000. 000 km2. Kerajaan ini bermula dari kepemimpinan Jalaluddin Mohammad Akbar atau Akbar yang Agung dan berakhir pada 1707 setelah kematian Kaisar Aurangzeb meskipun masih berlangsung sampai 150 tahun kemudian. 2. Kerajaan Inggris Kerajaan inggris terdiri dari domini, koloni, protektorat dan mandat dan semua wilayah yang diatur oleh kerajaan Inggris. Sampai tahun 1922 Kerajaan Inggris memiliki 450 juta jiwa dan itu merupakan 1/4 penduduk dunia waktu itu. Wilayahnya seluas 33. 700. 000 km2. dan mempunyai kekuatan militer paling besar dalam sejarah. 1. Kekaisaran Ottoman (Turki 1299–1923) Adalah kerajaan Islam yang berlangsung dari 1 November 1299 sampai 24 Juli 1924. Pada masa kejayaannya, kekaisaran ini meliputi 3 benua, mengatur sebagian besar Asia Barat, Timur dan Tenggara Eropa, daerah pegunungan Kaukasus dan Afrika Utara. Kekaisaran ini berlangsung paling lama yaitu selama 7 abad. Mereka juga toleran terhadap umat Kristen dan Yahudi.

Planet 'Kembaran' Bumi Yang Bernama Zarmina bee

Kapal Enterprise itu berputar. Mengitari planet jingga yang diselimuti awan tipis. Nama planet itu Fotialla. Setelah agak dekat, Kapten James Kirk turun ke permukaan. Sang komandan meluncur dengan teknologi teleportasi. Sementara, kemudi kapal diambil alih Mr Spock.

Yang mereka tahu, Fotialla atau planet M-113, adalah planet tua dengan peradaban yang telah mati. Faktanya tidak. Mereka diserang oleh alien buruk rupa yang mampu bersalin wajah seperti manusia. Bahkan alien menyelusup ke dalam Enterprise dan menewaskan beberapa kru kapal.

Ini bukan kisah nyata, melainkan salah satu adegan Star Trek dalam episode 'The Man Trap'. Semua kejadian fiksi itu digambarkan terjadi tahun 1513.1. Di skenarionya, Fotialla dikategorikan sebagai Planet kelas-M. Planet jenis ini memiliki atmosfer dengan kandungan oksigen, nitrogen, dan air yang berlimpah.

Dalam dunia nyata, klasifikasi planet kelas-M itu mirip dengan terminologi ilmiah ‘Planet Goldilock.’ Para ahli meramalkan, di planet inilah, manusia suatu saat bisa tinggal.

Akhir September 2010, sekawanan pakar pemburu planet baru, menemukan salah satu planet goldilock. Planet baru itu kemudian diberi nama Gliese 581g.

Tim pemburu yang menemukan Gliese 581g, itu adalah Steven Vogt dari University of California (UC) Santa Cruz, Paul Butler dari Carnegie Institution, Eugenio River dari UCSC, Nader Hagahighipour dari University of Hawaii, Manoa, serta Gregory Henry dan Michael Williamson, dari Tennessee State University.

Planet 581g ini terletak di konstelasi Libra, dalam sistem tata surya bintang kerdil merah (Red Dwarf). Bintang kerdil berwarna merah itu dikatalogkan astronom Jerman Wilhem Gliese, pada tahun 1957. Guna menghormat sang penemu, bintang kerdil merah yang menyerupai matahari itu kemudian diberi nama Gliese 581.

Gliese 581 memiliki sejumlah planet yang mengitarinya, yang kemudian diberi nama Gliese 581 dengan diimbuhi dengan abjad di belakangnya sebagai pembeda.

Planet yang paling dekat dengan bintang induk Gliese 581 diberi nama Gliese 581e, disusul Gliese 581b, dan Gliese 581c. Planet yang berada di posisi keempat adalah planet yang baru ditemukan, Gliese 581g. Dua planet di belakangnya diberi nama Gliese 581d, dan yang terjauh Gliese 581f.

Namun yang kini paling menarik perhatian adalah Gliese 581g. Sebab planet baru itu sangat mirip dengan kondisi bumi.

Steven Vogt, penemu planet itu, kurang sreg dengan nama Gliese 581g. Planet baru ini, katanya, "terlalu cantik untuk diberi nama Gliese 581g." Vogt lebih suka menamainya Zarmina, nama istri Vogt yang tinggal di California.
Mengenal Zarmina Lebih Dekat

Planet ini mirip dengan bumi. Ukurannya lebih besar, sekitar 20 hingga 50 persen lebih besar dari bumi. “Planet ini bisa menampung lebih banyak real estate daripada bumi,” kata Vogt setengah bercanda. Dengan ukuran sebesar itu, Zarmina tentu saja bisa mampu menampung lebih banyak mahluk hidup, termasuk manusia.

Bagaimana keadaan di sana? Zarmina ini memiliki massa 3 hingga 4 kali lebih besar dari massa bumi. Gravitasi di permukaannya juga lebih besar, sekitar 1 hingga 1,5 lebih besar dari gravitasi bumi. Artinya, kalau kalau di bumi bobot Anda 70kg, maka di Zarmina akan melar hingga sekitar 100kg.

Kekuatan gravitasi yang lebih besar itu, membuat Zarmina mampu menahan lapisan atmosfer di permukaannya. Atmosfir memang sangat penting, terutama untuk menjaga tekanan air, agar tetap bisa berwujud cair.
“Dari data yang kami kumpulkan planet ini berada di jarak yang tepat untuk menemukan keberadaan air, dan massa planet ini juga tepat untuk keberadaan atmosfir,” kata Paul Butler, peneliti dari Carnegie Institution of Washington, yang membantu Vogt. Dengan posisi seperti itu, Zarmina mungkin saja bisa dihuni manusia.

Ahli Riset Astronomi Astrofisika dari LAPAN, Profesor Dr. Thomas Djamaludin, menegaskan bahwa setidaknya ada tiga syarat utama sebuah planet bisa dihuni. Yakni sumber panas (matahari), air dan kehidupan organik. Dari indikasi yang ditemukan para ahli, Zarmina sudah memenuhi dua dari tiga syarat tadi.

Jarak Zarmina dengan matahari ( Gliese 581) sekitar 0,15 satuan astronomi (SA). Dan 1 satuan SA setara dengan jarak bumi dengan matahari, atau sekitar 150 juta km.

Artinya, jarak Zarmina dengan mataharinya (Gliese 581) 7 kali lebih dekat daripada jarak bumi ke matahari. Bila bumi memiliki revolusi selama 364 hari, Zarmina hanya memerlukan 37 hari guna menuntaskan sekali putaran di orbitnya.

Karena Gliese 581 jauh lebih kecil dari ukuran matahari yang dikitari bumi, bintang itu tak akan sepanas matahari. Oleh karenanya, suhu rata-rata permukaan Zarmina, diperkirakan berkisar antara -31 hingga -12 derajat Celsius.

Namun temperatur aktual planet ini cukup ekstrim. Bisa sangat panas. Bisa pula sangat dingin. Menurut Vogt, di antara kawasan panas dan dingin, terdapat wilayah terminator.

Pada wilayah terminator yang dilewati garis khatulistiwa, suhunya terasa hangat, seperti di Meksiko atau Ekuador, di mana penghuni di sana masih cukup nyaman mengenakan kaus berlengan.

Di wilayah yang panas, angin akan bertiup dengan kecepatan 30-40 mil per jam. Sementara di tempat yang dingin, angin berhembus dengan kecepatan hingga 10 mil per jam.

Uniknya, lantaran letaknya cukup dekat dengan bintang induk, Zarmina sama sekali tidak melakukan rotasi seperti bumi. Untuk mempertahankan posisinya dari tarikan gravitasi matahari (Gliese 581), posisi Zarmina terkunci.

Permukaan yang menghadap matahari akan tetap mendapat cahaya dan panas, sementara permukaan sebelah belakang akan gelap dan dingin sepanjang masa. Oleh karenanya, di planet itu tidak ada siang dan malam. Bagian yang menghadapi matahari selalu siang dan bagian sebaliknya, malam selalu.

Sejak 11 Tahun Lalu

Penemuan ini adalah hasil jerih payah Steven Vogt dan timnya, yang mengawali penelitian yang disponsori National Science Foundation dan NASA, sejak 11 tahun lalu.

Vogt, adalah Profesor astronomi dan astrofisika yang telah melakukan observasi di berbagai riset UCSC dan University of California Observatories, sejak 1978. Vogt adalah orang yang mendesain spektrometer HIRES, yang digunakan untuk mengukur kecepatan radial sebuah bintang.

Menurut Kepala Observatorium Boscha Lembang, Hakim L Malasan, Vogt adalah salah satu tokoh pionir dalam penemuan planet yang layak huni, selain Prof Michel Mayor dan Didier Queloz yang pada 1995 menemukan planet ekstrasolar (planet-planet di luar tata surya) pertama, di sistem bintang 51 Pegasi.

Penemuan Zarmina sendiri disandarkan pada penelitian-penelitian di Observatorium WM Keck di Mauna Kea, Hawaii, yang dikombinasikan dengan data-data dari Observatorium Geneva Swiss, yang sebelumnya sudah menemukan empat planet Gliese lain.

Ini memang seperti berada di perbatasan antara fiksi dan kenyataan. Para peneliti sendiri tak pernah melihat langsung planet Zarmina melalui teleskop, karena teleskop hanya bisa melihat cahaya dari bintang induk Gliese 581.

Mereka hanya bisa menganalisa adanya planet-planet - termasuk Zarmina, dengan menggunakan spektrometer yang mampu mengukur kecepatan radial bintang Gliese 581.

Gaya tarik menarik antara bintang Gliese 581 dengan Zarmina, menyebabkan bintang induk mengalami pergerakan dan berputar pada orbit yang kecil. Dengan mengamati kecepatan radial itulah, kemudian planet Zarmina terdeteksi dan dapat diperkirakan massa dan orbitnya.

Penemuan Zarmina sendiri dicapai melalui perdebatan dan kompetisi yang cukup seru di kalangan para peneliti. Untuk mengumpulkan data-data, setiap tahun Tim Vogt hanya memiliki 15 hari untuk menggunakan teleskop, yang diantre oleh begitu banyak tim yang meriset berbagai obyek penelitian.

Tim Vogt sempat berkonflik dengan Observatorium Geneva, ketika mereka meminta data-data yang sangat penting. "Saya sempat mengatakan kepada pihak Swiss bahwa ini adalah kerja keras dan dan kita harus melewati tahapan di mana, 'Data kami lebih sempurna dan data Anda tidak, dan seterusnya, dan seterusnya,'" kata Vogt.

Untungnya, Vogt berhasil meyakinkan pihak Swiss untuk membagi data-data guna menuntaskan risetnya. "Saling membantu satu sama lain, adalah cara terbaik untuk menemukan kebenaran," ujarnya.

Planet Habitable Selanjutnya

Penemuan Vogt itu disanjung para ilmuwan ternama. Salah satunya adalah Sara Seager, pakar Eksoplanet (planet-planet di luar tata surya) dari MIT. “Penemuan ini sangatincremental dan monumental,” kata Sara.

Menurutnya, riset-riset yang dilakukannya telah menemukan beberapa planet yang lebih kecil dan letaknya dekat dengan zona yang bisa ditinggali manusia (habitable zone). Tapi, dia melanjutkan, “Ini adalah planet yang benar-benar berada di habitable zone.”

Disanjung begitu rupa, Vogt dan Butler tetap merendah. Penemuan ini, kata Vogt, bukanlah puncak dari pencapaian astronomi. Zarmina, katanya, cuma pemicu awal yang akan membawa ke berbagai penemuan planet-planet Goldilock berikutnya.

"Planet ini begitu dekat, dan kami menemukannya dengan cukup singkat. Boleh jadi, kami akan menemukan yang seperti ini lagi," kata Vogt.

Di luar Zarmina, diperkirakan masih ada lebih dari 400 planet ekstrasolar yang menunggu ditemukan. Namun, seperti kata Profesor Thomas Djamaluddin, penemuan planet-planet habitable saat ini lebih pada tujuan penemuan terhadap kemungkinan adanya kehidupan mahluk cerdas lain selain manusia.

Sementara untuk tujuan untuk membangun koloni manusia di planet tersebut, masih belum terpikirkan. “Itu masih lebih mirip dengan cerita science fiction,” kata Djamaluddin. Sebab, untuk mencapai planet Zarmina yang jauhnya sekitar 20 tahun cahaya (sekitar 200 triliun km), butuh waktu yang sangat lama.

Menurut Vogt, sebuah pesawat luar angkasa berkecepatan sepersepuluh kecepatan cahaya (kecepatan cahaya adalah 300 ribu km per detik), baru akan membawa manusia sampai ke planet itu dalam waktu 220 tahun.

Saat ini, mungkin hanya Kapten Kirk dengan USS Enterprise-nya yang bisa membawa manusia ke Zarmina. Kecepatan aman USS Enterprise yang mencapai 5 Warp (sekitar 100 kali kecepatan cahaya) secara teoritis bisa membelah jarak bumi ke Zarmina hanya dalam tempo kurang dari 2 jam.

Fenomena Matahari Dikelilingi Pelangi

fenomena pelangi yang mengelilingi matahari yang biasa disebut dengan halo matahari... Fenomena halo matahari tersebut terjadi di siang bolong yang terik, dengan lingkaran pelangi yang mengelilingi matahari. PrakirawanBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Susi Yani, mengatakan, fenomena halo matahari ini merupakan fenomena optik yang langka karena jarang terjadi dan tidak bisa diprediksi. Namun, halo merupakan fenomena biasa yang bisa terjadi di seluruh muka bumi,” katanya."Halo tidak akan berdampak kepada manusia terkait dengan cuaca,” katanya. Menurut Susi, fenomena halo matahari, selain terjadi dalam bentuk lingkaran penuh dengan bagian pinggir berbingkai warna pelangi, juga bisa terjadi dalam lingkaran separuh dengan pusat pada cahaya matahari. Ketika matahari tegak lurus di atas kepala, rangkaian warna me-ji-ku-hi-bi-ni-u terlihat sangat indah. Juga menurut Kepala Staf Penelitian Bosscha, Evans (32), kristal atau uap air di awan terkena sinar matahari. Pembiasan warna pun terjadi menyerupai pelangi Dijelaskan Evans, pembiasan seperti itu dinamakan pula refraksi. Ia menekankan kejadian alam tersebut sama sekali tak ada kaitannya dengan bencana atau hal-hal lain. Kemunculan halo hanyalah fenomena biasa dan memang sering terjadi.

Template by:

Free Blog Templates